Rabu, 28 Desember 2011
ilmu pengetahuan: Rantai Makanan dan Tingkat Trofik
Sabtu, 24 Desember 2011
Percobaan Reaksi Kimia
No.
|
Peristiwa
Perubahan
|
Nama Perubahan
|
Contoh
|
1.
|
Padat menjadi
cair
|
Mencair
|
Lilin dibakar
|
2.
|
Cair menjadi
gas
|
Menguap
|
Uap air
|
3.
|
Gas menjadi
cair
|
Mengembun
|
Embun
|
4.
|
Cair menjadi
padat
|
Membeku
|
Batu es
|
5.
|
Padat menjadi
uap
|
Menyublim
|
Kapur barus
|
IV. SKEMA KERJA
2
ml larutan K2Cr2O7
|
· Dimasukkan kedalam tabung reaksi I |
2 ml larutan NaOH
|
Hasil
|
No.
|
Nama zat
|
Warna mula-mula
|
Nama zat
|
Warna mula-mula
|
Perubahan yang
terjadi
|
1.
|
Larutan K2Cr2O7
|
Orange
|
Larutan NaOH
|
Beninng
|
Perubahan warna
yaitu: kuning.
|
2.
|
Larutan Pb(NO3)2
|
Bening
|
Larutan KI
|
Bening
|
Terbentuknya endapan
bewarna kuning pekat.
|
3.
|
Larutan HCl
|
Bening
|
Serbuk (CaCO3
)
|
Putih
|
Terbentuknya
gelembung gas, dan adanya endapan bewarna putih.
|
Kamis, 24 November 2011
Si Tangguh Bunga Rumput Liar
Senin, 05 September 2011
Batik Indonesia
Batik Indonesia
Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober.Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.