Aku RaPoPo (rapuh porak-poranda)
Aku tak tahu apa yang terjadi hari itu, semua lepas kendali, solusi
yang kuharapkan bagaikan senjata makan tuan yang meledak berbalik ke arahku,
aku sadar tak harus kumulai dengan cara seperti ini. Mungkin kode yang
kuberikan passwordnya salah, atau memang Sudoku rentetan angka yang ada
dipilihan itu angka yang salah, sama sekali tak ada celah untuk menolak. Aku tak
punya cara untuk mempertahankannya lagi. Satu-satunya angka fokus yang aku
punya pun sama sekali tak berfungsi semua lemah, semua rapuh porak poranda kau
buat. Mudah saja kau melakukannya, ingat kah kau dulu siapa yang memulai? Dengan
apa semua dimulai? Ketika kau dapat, kau meninggalkan, kau lelah, kau bilang
kau lelah? bukankah ada jeda istirahat jika kau mau?
Ketika hidup bersamamu sesulit ini. Aku tak punya pilihan, benar-benar
kosong. Beruntunglah mereka yang punya pilihan. Aku hanya akan melepaskan orang
yang dulu pernah ada. Igoo.. Igooku yang dulu dimana? Kamu tahu apa yang
menyebalkan? Kamu tiba-tiba datang kedalam hidup aku. Dan kamu tahu apa yang
lebih menyebalkan? Aku nggak mau kamu pergi go..
Malam itu aku berharap kita seperti dulu, aku datang tepat pada waktu
yang kita janjikan, aku menungu seberapa lama kau datang, karena memang
menunggumu bukan sekali dua kali kulakukan. Untukmu dan untuk kita tak ada
keluhan semua dengan senyuman kusambut kau. Tiga jam berlalu, dua cangkir kopi
dan beberapa orang lainnya meninggalka tempat yang beberapa menit yang lalu
masih ramai. Kau dimana? Setidaknya kau datang walau sudah benar-benar lama aku
menunggu. Mataku tak lepas dari pintu masuk café. Berkali kulihat jam ditangan,
kau masih belum terlihat. Sudahlah.. mungkin dia lelah untuk datang sudah
selarut ini.
Siapa yang harus aku cari lagi? Harus pada apa aku rentangkan kisah
tentag impian dan masa depan jika bukan padamu? Aku hanya meminta kau untuk
disini, apakah itu berat? Lucu memang tapi ini yang membuat aku kuat. Aku ada
kau juga harus ada. Tapi apa? Aku tertatih mempertahankanmu dan kau mau nya
terlepas.
Kau bilang dulu aku sudah melakukan segalanya untukmu, tapi kau tak
ada tanggapan. Untuk membalasnya pun kau tak bisa. Sekarang ketika aku lelah
kau merasa kehilangan, dan kau mau aku melakukannya lagi. Sekarang aku tak bisa.
Duniaku jauh berbeda, semua hiruk pikuk. Aku tak tau kapan terakhir aku
melakukannya, sikapmu dulu yang buat aku seperti ini? Jangan tanyakan lagi. Jangan
pernah berharap aku bisa seperti dulu lagi. Mungkin jika waktu melambatpun
semua tak akan lagi sama. Terimalah waktu kita sekarang. Jangan harapkan dan
jangan tanyakan hal yang dulu pernah ada. Cukup itu dulu. Ayolah..semua tak
seburuk yang kau kira, kalau kau tak sanggup biarkan kita seperti ini, saling
mengagumi jarak dan percayakan bahwa langkah ini akan memutar balik padamu. Hanya
itu yang bisa kukatakan Bi
Aku terdiam, apa yang Igoo katakan benar. Aku tak pernah bertanya apa
yang dia mau, selalu dia yang bertanya. Tapi bukankah itu biasa saja. Yaah. Aku
selalu menganggap semuanya baik-baik saja. Kenapa kau tidak mengatakannya Goo? Kalau
kau hanya menungguku untuk peka dan kenyataannya, penantianmu sia-sia. Kau masih
bertahan untuk aku. Betapa bbodohnya aku, Ebi yang egois ini kau hadapkan pada
orang yang tepat disisimu untuk memahamimu, jarak kita hanya satu kelingking
tapi kau tak mempermasalahkannya. Hanya kau sekarang lelah.. aku yang terlambat
menyadari.
Igo melanjutkannya lagi. Tak ada yang lain disini, tak ada yang
sepertimu, Aku hanya mengikuti langkah dimana langkah ini akan kita lanjutkan
berdua. Bersabarlah.. jika kau tak sanggup, aku bisa melanjutkannya sendiri. Dan
kau ikutilah langkah yang bisa membawa kebahagiaan batinmu. Namun, haruskah aku
belajar cara melepaskanmu secepat ini…kapan denting titik berhenti aku hanya
berjuang sendiri, benar-benar sendiri. Tapi ketika kau merindukan langkah kita,
mungkin kau tak bisa lagi mengejarku dan melangkah bersamaku, untuk memafkanmu
mungkin aku bisa, tapi jika untuk menjemputmu untuk melangkah bersama kembali,
terlalu jauh aku memutar arah kebelakang Bi..
Bi.. igoo memegang tanganku yang
dingin, tak ada yang berubah hanya saja kau siap melanjutkan bersamaku meski
aku sekarang bukan aku yag dulu. Jika tidak, mungkin semua akan berhenti
disini. Tapi tpercayalah, ketika kisah kita berakhir, hari ini tidak berakhir. Bumi
masih berputar, hidup masih berjalan. Kita akan bahagia dengan jalan kita
sendiri. Tuhan sudah merencanakan semuanya sesuai skenario yang tertulis. Jangan
lupa berbahagia..jangan lupa senyum J