Jumat, 11 April 2014

Aku RaPoPo (rapuh porak-poranda)

Aku tak tahu apa yang terjadi hari itu, semua lepas kendali, solusi yang kuharapkan bagaikan senjata makan tuan yang meledak berbalik ke arahku, aku sadar tak harus kumulai dengan cara seperti ini. Mungkin kode yang kuberikan passwordnya salah, atau memang Sudoku rentetan angka yang ada dipilihan itu angka yang salah, sama sekali tak ada celah untuk menolak. Aku tak punya cara untuk mempertahankannya lagi. Satu-satunya angka fokus yang aku punya pun sama sekali tak berfungsi semua lemah, semua rapuh porak poranda kau buat. Mudah saja kau melakukannya, ingat kah kau dulu siapa yang memulai? Dengan apa semua dimulai? Ketika kau dapat, kau meninggalkan, kau lelah, kau bilang kau lelah? bukankah ada jeda istirahat jika kau mau?
Ketika hidup bersamamu sesulit ini. Aku tak punya pilihan, benar-benar kosong. Beruntunglah mereka yang punya pilihan. Aku hanya akan melepaskan orang yang dulu pernah ada. Igoo.. Igooku yang dulu dimana? Kamu tahu apa yang menyebalkan? Kamu tiba-tiba datang kedalam hidup aku. Dan kamu tahu apa yang lebih menyebalkan? Aku nggak mau kamu pergi go..
Malam itu aku berharap kita seperti dulu, aku datang tepat pada waktu yang kita janjikan, aku menungu seberapa lama kau datang, karena memang menunggumu bukan sekali dua kali kulakukan. Untukmu dan untuk kita tak ada keluhan semua dengan senyuman kusambut kau. Tiga jam berlalu, dua cangkir kopi dan beberapa orang lainnya meninggalka tempat yang beberapa menit yang lalu masih ramai. Kau dimana? Setidaknya kau datang walau sudah benar-benar lama aku menunggu. Mataku tak lepas dari pintu masuk café. Berkali kulihat jam ditangan, kau masih belum terlihat. Sudahlah.. mungkin dia lelah untuk datang sudah selarut ini.
Siapa yang harus aku cari lagi? Harus pada apa aku rentangkan kisah tentag impian dan masa depan jika bukan padamu? Aku hanya meminta kau untuk disini, apakah itu berat? Lucu memang tapi ini yang membuat aku kuat. Aku ada kau juga harus ada. Tapi apa? Aku tertatih mempertahankanmu dan kau mau nya terlepas.
Kau bilang dulu aku sudah melakukan segalanya untukmu, tapi kau tak ada tanggapan. Untuk membalasnya pun kau tak bisa. Sekarang ketika aku lelah kau merasa kehilangan, dan kau mau aku melakukannya lagi. Sekarang aku tak bisa. Duniaku jauh berbeda, semua hiruk pikuk. Aku tak tau kapan terakhir aku melakukannya, sikapmu dulu yang buat aku seperti ini? Jangan tanyakan lagi. Jangan pernah berharap aku bisa seperti dulu lagi. Mungkin jika waktu melambatpun semua tak akan lagi sama. Terimalah waktu kita sekarang. Jangan harapkan dan jangan tanyakan hal yang dulu pernah ada. Cukup itu dulu. Ayolah..semua tak seburuk yang kau kira, kalau kau tak sanggup biarkan kita seperti ini, saling mengagumi jarak dan percayakan bahwa langkah ini akan memutar balik padamu. Hanya itu yang bisa kukatakan Bi
Aku terdiam, apa yang Igoo katakan benar. Aku tak pernah bertanya apa yang dia mau, selalu dia yang bertanya. Tapi bukankah itu biasa saja. Yaah. Aku selalu menganggap semuanya baik-baik saja. Kenapa kau tidak mengatakannya Goo? Kalau kau hanya menungguku untuk peka dan kenyataannya, penantianmu sia-sia. Kau masih bertahan untuk aku. Betapa bbodohnya aku, Ebi yang egois ini kau hadapkan pada orang yang tepat disisimu untuk memahamimu, jarak kita hanya satu kelingking tapi kau tak mempermasalahkannya. Hanya kau sekarang lelah.. aku yang terlambat menyadari.
Igo melanjutkannya lagi. Tak ada yang lain disini, tak ada yang sepertimu, Aku hanya mengikuti langkah dimana langkah ini akan kita lanjutkan berdua. Bersabarlah.. jika kau tak sanggup, aku bisa melanjutkannya sendiri. Dan kau ikutilah langkah yang bisa membawa kebahagiaan batinmu. Namun, haruskah aku belajar cara melepaskanmu secepat ini…kapan denting titik berhenti aku hanya berjuang sendiri, benar-benar sendiri. Tapi ketika kau merindukan langkah kita, mungkin kau tak bisa lagi mengejarku dan melangkah bersamaku, untuk memafkanmu mungkin aku bisa, tapi jika untuk menjemputmu untuk melangkah bersama kembali, terlalu jauh aku memutar arah kebelakang Bi..

          Bi.. igoo memegang tanganku yang dingin, tak ada yang berubah hanya saja kau siap melanjutkan bersamaku meski aku sekarang bukan aku yag dulu. Jika tidak, mungkin semua akan berhenti disini. Tapi tpercayalah, ketika kisah kita berakhir, hari ini tidak berakhir. Bumi masih berputar, hidup masih berjalan. Kita akan bahagia dengan jalan kita sendiri. Tuhan sudah merencanakan semuanya sesuai skenario yang tertulis. Jangan lupa berbahagia..jangan lupa senyum J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar